Sabtu, 19 Januari 2013

Kritik Sekolah Sebagai Lembaga


Masalah Ujian Nasional (UN)
Salah satu kebijakan Kemendiknas adalah meningkatkan standar mutu pendidikan sekolah, melalui penyelenggaraan Ujian Nasional (UN). UN adalah bagian dari sistem evaluasi pendidikan di sekolah yang dimaksudkan untuk:
1.       memperoleh gambaran atau pemetaan mengenai mutu pendidikan sekolah secara nasional,
2.       meningkatkan standar mutu pendidikan sekolah,
3.       merangsang siswa dan guru untuk lebih giat dalam proses pembelajaran, dengan menjadikan UN sebagai salah satu komponen penting dalam menentukan kelulusan belajar seorang siswa (kini, porsi UN = 60 % penentu kelulusan, sisanya hasil evaluasi sekolah sendiri).
UN seringkali tidak menggambarkan hasil belajar sesungguhnya yang diperoleh oleh siswa. Banyak hal yang menjadi distorsi sehingga UN sering tidak mencapai sasaran, antara lain:
1.       sistem pengamanan lembaran soal UN yang rawan bocor.
2.       sistem birokrasi di tingkat pemerintahan daerah yang mengkooptasi sistem evaluasi pendidikan sekolah, seperti target kelulusan UN di daerah sebagai sebuah prestasi dan prestise seorang pejabat daerah, yang kemudian di lapangan diterjemahkan dalam bentuk “bantuan teknis” oleh guru saat pelaksanaan UN dan “katrol nilai” siswa di sekolah agar mengimbangi kemungkinan hasil terburuk dari UN, agar mereka secara administratif tetap dapat diluluskan, sesuai target sekolah dan pemerintah daerah.

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2



·         Pendidikan  merupakan suatu sistem untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan dan sekaligus sebagai upaya pewarisan nilai-nilai budaya bagi kehidupan manusia. Dengan demikian, pendidikan merupakan produk budaya dan sebaliknya budaya merupakan produk pendidikan.
·         Pendidikan adalah merupakan gejala kebudayaan, Pandangan bahwa pendidikan merupakan gejala kebudayaan didasarkan pada hal-hal berikut:
1.      Manusia Adalah Makhluk Budaya;
Pendidikan hanya dapat dilakukan oleh makhluk yang berbudaya dan yang menghasilkan nilai kebudayaan yaitu manusia. Hal ini juga yang merupakan perbedaan antara manusia dan hewan dengan adanya budaya dan pendidikan. Sifat dunia hewan statis, dimana instink dan dan reflek sebagai pembatas (misalnya lingkungan air, udara dan tanah). Kehidupan tersendiri bagi hewan tersebut. Sifat dunia manusia terbuka, dimana manusia memberi arti bagi dunianya (secara kongkrit).
2.      Perkembangan Pendidikan Sejajar Dengan Perkembangan Budaya;
a.      Pendidikan bersifat reflektif:
Pendidikan selalu berubah sesuai perkembangan kebudayaan, karena pendidikan merupakan proses transfer kebudayaan dan sebagai cermin nilai-nilai kebudayaan.
b.      Pendidikan juga bersifat progresif:
selalu mengalami perubahan perkembangan sesuai tuntutan perkembangan kebudayaan. Kedua sifat tersebut berkaitan erat dan terintegrasi. Untuk itu perlu pendidikan formal dan informal. Perbedaan kebudayaan menjadi cermin bagi bangsa lain, membuat perbedaan sistem, isi dan pendidikan pengajaran sekaligus menjadi cermin tingkat pendidikan dan kebudayaan.
3.      Pendidikan Informal dan Pendidikan Formal Sama Derajatnya dan Harus Ada Kesejajaran Tujuan;
Pendidikan informal lebih dahulu ada dari pada pendidikan formal (education dan schooling). Pendidikan informal merupakan unsur mutlak kebudayaan untuk semua tingkat kebudayaan yang muncul karena adanya pembagian kerja. Pada dasarnya keduanya disengaja dan gejala kebudayaan, pemisahan keduanya tidak berguna. Tugas kebudayaan bukan memonopoli lembaga pendidikan formal, tetapi kebersamaan warga dan negara karena segala unsur kebudayaan bernilai pendidikan baik direncanakan atau tidak.
·         Nilai-nilai budaya yang diwariskan merupakan unsur luar yang masuk ke dalam diri manusia, sementara dalam diri manusia ada unsur yang menonjol keluar seperti perkembangan potensi yang dimiliki manusia.
·         Tugas utama pendidikan adalah berusaha mewariskan nilai-nilai budaya tersebut, sesuai dengan potensi dan "lingkungan" pada individu dan masyarakat.

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 1


A. Kebudayaan
Kebudayaan sebagai hasil budi manusia, dalam hal berbagai bentuk dan menifestasinya, dikenal sepanjang sejarah sebagai milik manusia yang tidak kaku, melainkan selalu berkembang dan berubah dan membina manusia untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan kultural dan tantangan zaman tradisional untuk memasuki zaman modern.
Manusia sebagai mahluk berakal dan berbudaya selalu berupaya untuk mengadakan perubahan-perubahan. Dengan sifatnya yang kreatif dan dinamis manusia terus berevolusi meningkatkan kualitas hidup yang semakin terus maju, ketika alamlah yang mengendalikan manusia dengan sifatnya yang tidak iddle curiousity (rasa keinginantahuan yang terus berkembang) makin lama daya rasa, cipta dan karsanya telah dadpat mengubah alam menjadi sesuatu yang berguna, maka alamlah yang dikendalikan oleh manusia.
Kebudayaan merupakan karya manusia yang mencakup diantaranya filsafat, kesenian, kesusastraan, agama, penafsiran dan penilaian mengenai lingkungan.

PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN


Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas SDM. Peranan pendidikan dalam pembangunan, khususnya pembangunan sistem pendidikan nasional.
Di dalam bagian ini akan dikemukakan tiga hal berturut-turut yaitu :
  1. Esensi pendidikan dan pembangunan serta titik temunya.
  2. Sumbangan pendidikan pada pembangunan
  3. Pembangunan sistem pendidikan nasional

Esensi Pendidikan dan Pembangunan Serta Titik Temunya
Menurut paham umum kata “pembangunan”lazimnya diasosiasikan dengan pembangunan ekonomi dan industri yang selanjutnya diasosiasikan dengan dibangunnya pabrik-pabrik, jalanan, jembatan sampai kepada pelabuhan, alat-alat transportasi, komunikasi, dan sejenisnya.